TULISAN #1
Nama : Nurmalia Safitri
NPM : 46213694
Kelas : 3DA01
Analisis
Laporan Keuangan #
ANALISIS
LAPORAN KEUANGAN
1. Arti
Pentingnya Laporan Keuangan
Laporan keuangan sangat perlu
untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan. Pada mulanya laporan keuangan
bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai ‘alat penguji’ dari pekerjaan bagian
pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan keuangan tidak hanya sebagai alat
penguji saja tetapi juga sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai
posisi keuangan perusahaan tersebut, dimana dengan hasil analisa tersebut pihak
– pihak yang berkepentingan mengambil suatu keputusan. Jadi untuk mengetahui
posisi keuangan suatu perusahaan serta hasil – hasil yang telah dicapai oleh
perusahaan tersebut perlu adanya laporan keuangan dari perusahaan yang
bersangkutan.
Laporan keuangan pada dasarnya
adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi
antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak – pihak yang
berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut.
2. Sifat
Laporan Keuangan
Laporan keuangan dipersiapkan
atau dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan
(Progress Report) secara periodik yang dilakukan pihak management yang
bersangkutan. Jadi laporan keuangan bersifat historis serta menyeluruh dan
sebagai suatu progress report laporan keuangan terdiri dari data-data yang
merupakan hasil dari suatu kombinasi antara :
a. Fakta
yang telah dicatat (recorded fact)
Laporan keuangan dibuat atas
dasar fakta dari catatan akuntansi, seperti jumlah uang kas yang tersedia dalam
perusahaan maupun yang disimpan di Bank, jumlah piutang, persediaan barang
dagangan, hutang maupun aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. Pencatatan dari
pos-pos ini berdasarkan catatan historis dari peristiwa-peristiwa yang telah
terjadi masa lampau, dan jumlah-jumlah uang yang tercatat dalam pos-pos itu
dinyatakan dalam harga-harga pada waktu terjadinya peristiwa tersebut (at
original cost).
Dengan sifat yang demikian itu
maka laporan keuangan tidak dapat mencerminkan posisi keuangan dari suatu
perusahaan dalam kondisi perekonomian yang paling akhir, karena segala
sesuatunya sifatnya historis. Sehingga mungkin terdapat beberapa hal yang dapat
membawa akibat terhadap posisi keuangan perusahaan tidak dicatat dalam
pencatatan akuntansi atau tidak nampak dalam laporan keuangan, misalnya adanya
pesanan yang tidak dapat dipenuhi, berbagai kontrak pembelian atau penjualan
yang telah disetujui dan adanya hak-hak patent yang masih dalam pengurusan,
karena faktor-faktor tersebut tidak dapat dikuantifisir.
b. Prinsip-prinsip
dan kebiasaan-kebiasaan di dalam akuntansi (accounting convention and
postulate)
Data yang dicatat itu didasarkan
pada prosedur maupun anggapan-anggapan tertentu yang merupakan prinsip-prinsip
akuntansi yang lazim (General Accepted Accounting Principles), hal ini
dilakukan dengan tujuan memudahkan pencatatan atau untuk keseragaman.
c. Pendapat
pribadi (personal judgment)
Walaupun pencatatan transaksi
telah diatur oleh konvensi-konvensi atau dalil-dalil dasar yang sudah
ditetapkan yang sudah menjadi standard praktek pembukuan, namun penggunaan dari
konvensi-konvensi dan dalil dasar tersebut tergantung daripada akuntan atau
management perusahaan yang bersangkutan. Judgment atau pendapat ini tergantung
kepada kemampuan atau integritas pembuatnya yang dikombinasikan dengan fakta
yang tercatat dan kebiasaan serta dalil-dalil dasar akuntansi yang telah
disetujui akan digunakan di dalam beberapa hal.
3. Keterbatasan
Laporan Keuangan
Laporan Keuangan memiliki
keterbasan antara lain :
a. Laporan keuangan yang dibuat
secara periodik pada dasarnya merupakan intern report ( laporan yang dibuat
antara waktu tertentu yang sifatnya sementara ) dan bukan merupakan laporan
final. Karena itu semua jumlah – jumlah atau hal – hal yang dilaporkan dalam
laporan keuangan tidak menunjukan nilai likuidasi atau realisasi dimana dalam
laporan ini terkandung pendapat pribadi yang telah dilakukan oleh Akuntan atau
Manajemen yang bersangkutan.
b. Laporan keuangan menunjukan angka
dalam rupiah yang kelihatannya bersifat pasti dan tepat, tetapi sebenarnya
dasar penyusunannya dengan standar nilai mungkin berbeda atau berubah.
c. Laporan keuangan disusun
berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan atau nilai rupiah berbagai
waktu atau tanggal yang lalu dimana daya beli uang tersebut semakin menurun,
dibandingkan dengan tahun – tahun sebelumnya sehingga kenaikan volume penjualan
yang dinyatakan dalam rupiah belum tentu menunjukan unit yang terjual semakin
besar, mungkin kenaikan itu disebabkan karena naiknya harga jual barang
tersebut yang mungkin juga diikuti kenaikan tingkat harga – harga.
d. Laporan keuangan tidak dapat
mencerminkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi posisi atau keadaan
keuangan perusahaan karena faktor – faktor tersebut tidak dapat diukur dengan
satuan uang.
4. Prinsip
Akuntansi
a. Kesatuan Usaha
·
Perusahaan
dianggap sebagai kesatuan ekonomi yang terpisah dengan pihak-pihak yang
berkepentingan dengan sumber-sumber perusahaan.
·
Ada
pemisahan yang jelas antara perusahaan dengan pemilik, persero atau pemegang
saham, mengenai kekayaan, hutang-piutang, penerimaan dan pengeluaran uang,
antara kepentingan perusahaan dengan kepentingan pribadi pemilik/pemegang saham
tidak boleh bercampur.
b. Kesinambungan
·
Suatu
entitas ekonomi diasumsikan akan terus-menerus melanjutkan usahanya dan tidak
akan dibubarkan.
c. Harga Pertukaran yang Obyektif
·
Transaksi
keuangan harus dinyatakan dengan nilai uang. Transaksi antara penjual dan
pembeli akan menghasilkan harga pertukaran, yang oleh penjual disebut harga
jual dan oleh pembeli disebut harga perolehan (Cost).
·
Harga
Pertukaran yang obyektif/wajar: tidak dipengaruhi oleh adanya hubungan istimewa,
dapat diuji oleh pihak-pihak yang independen, tidak terdapat transfer pricing,
tidak ada mark-up. Tidak ada KKN, dan sebagainya
d. Konsisten
·
Penggunaan
metode dalam pembukuan tidak boleh berubah-ubah
e. Konservatif
· Kemungkinan
rugi (belum direalisasi, masih merupakan tafsiran) sudah diakui sebagai
kerugian, dengan cara membentuk penyisihan atau cadanga. Sementara itu,
kemungkinan laba yang tibul tidak diakui.
5. Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Analisis
laporan keuangan adalah suatu proses penelitian laporan keuangan beserta
unsur-unsurnya yang bertujuan untuk mengevaluasi dan memprediksi kondisi
keuangan perusahaan atau badan usaha dan juga mengevaluasi hasil-hasil yang
telah dicapai perusahaan atau badan usaha pada masa lalu dan sekarang.
Menurut Soemarso S.R (1996), analisis laporan keuangan adalah hubungan antara
suatu angka dalam laporan keuangan dengan angka yang lain yang mempunyai
makna/menjelaskan arah perubahan (trend) suatu fenomena. Angka-angka dalam
laporan keuangan akan sedikit artinya kalau dilihat secara sendiri-sendiri.
Dengan analisis pemakaian laporan keuangan akan lebih mudah
menginterprestasikannya.
6. Tujuan
Analisis Keuangan
a. Investasi Pada Saham
Analisis resiko difokuskan pada
kemampuan perusahaan melewati masa-masa sulit dan kemudian memproyeksikan
kemampuan ini untuk periode-periode masa yang akan datang.
b. Pemberian Kredit
Menilai kemampuan perusahaan
untuk mengembalikan pinjaman yang diberikan beserta bunga yang berkaitan dengan
pinjaman tersebut.
c. Kesehatan Pemasok
Menganalisis profitabilias
perusahaan pemasok, kondisi keuangan, kemampuan untuk menghasilkan kas untuk
memenuhi operasinya sehari-harinya, dan kemampuan membayar kewajibannya pada saat
jatuh tempo.
d. Kesehatan Pelanggan
Menilai kemampuan pelanggan
memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Analisis meliputi Besarnya kredit, jangka
waktu kredit, jenis usaha pelanggan, besar kecilnya usaha pelanggan.
e. Kesehatan perusahaan ditinjau
dari karyawan
Memastikan apakah perusahaan yang
akan dimasuki tersebut mempunyai prospek keuangan yang bagus. Faktor yang
dianalisis adalah profitabilitas perusahaan, kondisi keuangan perusahaan, dan
kemampuan menghasilkan kas dari perusahaan.
f. Pemerintah
Menentukan besarnya pajak yang
harus dibayarkan, menentukan tingkat keuntungan yang wajar bagi suatu industri,
dan menganalisis layak tidaknya perusahaan melakukan go public.
g. Analisis Internal
Menentukan sejauh mana
perkembangan perusahaan sebagai bahan evaluasi prestasi manajemen, dan
digunakan oleh manajemen sebagai dasar dalam pengambilan keputusan dan
perencanaan serta untuk evaluasi perubahan strategi.
h. Analisis Pesaing
Menentukan sejauh mana kekuatan
keuangan pesaing yang digunakan untuk penentuan strategi perusahaan misalnya
penentuan harga, strategi merebut pangsa pasar.
Menentukan besarnya kerusakan
yang dialami perusahaan dalam rangka untuk mengganti kerugian.
7. Jenis-jenis
Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang dikeluarkan
oleh perusahaan biasanya adalah :
a. Neraca : laporan yang sistematis tentang
aktiva, hutang, modal dari suatu perusahaan yang.menunjukkan posisi keuangan
pada suatu saat tertentu.
Bentuk Neraca:
1) Staffel (Report Form)
2) Skontro (T – Account Form)
b. Laporan
laba rugi : suatu
laporan yang menunjukkan pendapatan dari penjualan, berbagai biaya, dan laba
yang diperoleh oleh perusahaan selama periode tertentu.
Bentuk laporan laba rugi:
1) Multiple
step
Penyusunan laporan laba-rugi
dalam bentuk ini disusun secara bertahap mulai dari kelompok pendapatan dan
beban usaha, pendapatan luar usaha dan beban luar usaha. Sampai dengan kelompok
pendapatan lain-lain dan beban lain-lain. Bentuk multi step ini banyak
digunakan di perusahaan dagang atau perusahaan industri.
2) Single
step
Dalam bentuk single step semua
jenis pendapatan (pendapatan usaha, dan pendapatan luar usaha dan pendapatan
lain-lain) disusun dan dijumlahkan dalam satu kelompok. Kemudian disisihkan
dengan jumlah semua jenis beban. Selisih jumlah pendapatan dengan jumlah beban
merupakan saldo (sisa) laba atau saldo (sisa) rugi. Bentuk ini banyak digunakan
dalam perusahaan jasa.
c.
Laporan perubahan modal:
Laporan perubahan
modal adalah suatu ikhtisar tentang perubahan modal yang terjadi selama jangka
waktu tertentu (periode tertentu).
Hal-hal yang
menyebabkan perubahan modal:
1)
Adanya setoran tambahan/investasi dari pemilik.
2)
Adanya laba usaha.
3)
Adanya kerugian.
4)
Pengambilan untuk keperluan pribadi.
d.
Laporan arus kas: bagian dari
laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi
yang menunjukkan aliran masuk dan keluar uang tunai (kas) perusahaan.
8. Tujuan
Analisa Perbandingan Laporan Keuangan Laporan
keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi
sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil – hasil yang telah dicapai oleh
perusahaan yang bersangkutan.
Dalam menganalisa dan menilai
posisi keuangan dan potensi atau kemajuan perusahaan , faktor yang paling utama
untuk mendapat perhatian oleh penganalisa adalah :
a. Likuiditas
adalah
menunjukan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang
harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban pada
saat ditagih. Kewajiban keuangan suatu perusahaan pada dasarnya dapat
digolongkan menjadi 2 yaitu, pertama kewajiban keuangan yang berhubungan dengan
pihak luar perusahaan (kreditur) disebut dengan likuiditas badan usaha, kedua
kewajiban keuangan yang berhubungan dengan proses produksi (intern perusahaan)
disebut dengan likuidasi perusahaan.
b. Solvabilitas
adalah
menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila
perusahaan tersebut dilikuidasikan baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun
jangka panjang.
c. Rentabilitas
atau profitability adalah
menunjukan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode
tertentu.
d. Stabilitas
Usaha adalah
menunjukan kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil yang
diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar beban bunga
atas hutangnya dan akhirnya membayar kembali hutang – hutang tersebut tepat
pada waktunya.
9. Prosedur
Analisa
Sebelum menganalisa terhadap
suatu laporan keuangan, hal – hal yang perlu diperhatikan oleh penganalisa
adalah:
·
Benar
– benar memahami laporan keuangan tersebut.
·
Dapat
menggambarkan aktivitas – aktivitas perusahaan yang tercermin dalam laporan
keuangan tersebut.
·
Mengetahui
latar belakang dari data keuangan tersebut.
·
Mempunyai
kemampuan atau kebijaksanaan yang cukup dalam di dalam mengambil suatu
kesimpulan.
10. Metode
dan Teknik Analisa
Analisa – analisa laporan
keuangan terdiri dari penelaahan atau mempelajari daripada hubungan dan
tendensi atau kecenderungan ( trend ) untuk menentukan posisi keuangan dan
hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan.
Metode dan teknik analisa
digunakan untuk menentukan dan mengukur hubungan antara pos – pos yang ada
dalam laporan, sehingga dapat diketahui perubahan – perubahan dari masing –
masing pos tersebut bila diperbandingkan dengan laporan dari beberapa periode
untuk satu perusahaan tertentu, atau diperbandingkan dengan alat – alat
pembanding lainnya.
Tujuan dari setiap metode dan
teknik analisa adalah untuk menyederhanakan data sehingga dapat lebih
dimengerti.
Ada dua metode yang digunakan
oleh setiap penganalisa laporan keuangan, yaitu analisa horisontal dan analisa
vertikal.
a. Analisa horisontal adalah analisa
yang menggunakan laporan keuangan untuk beberapa periode atau beberapa saat,
sehingga akan diketahui perkembangannya. Metode ini disebut metode analisa
dinamis.
b. Analisa vertikal adalah apabila
laporan keuangan yang dianalisa hanya meliputi satu periode atau satu saat
saja, yaitu dengan memperbandingkan antara pos yang satu dengan pos lainnya
dalam laporan keuangan tersebut, sehingga hanya akan diketahui keadaan keuangan
atau hasil operasi pada saat itu saja. Metode ini disebut metode analisa
statis.
11. Teknik
dan Analisa yang biasa digunakan dalam analisa laporan keuangan adalah sebagai
berikut :
1. Analisa Perbandingan Laporan
Keuangan yaitu metode dan teknik analisa dengan cara memperbandingkan laporan
keuangan untuk dua periode atau lebih, dengan menunjukan :
a. Data absolut atau jumlah dalam
rupiah.
b. Kenaikan atau penurunan dalam
jumlah rupiah.
c. Kenaikan atau penurunan dalam
prosentase.
d. Perbandingan yang dinyatakan dengan
ratio.
e. Prosentase dari total
2. Trend atau tendensi posisi dan
kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam prosentase adalah suatu
metode atau teknik analisa untuk mengetahui tendensi daripada keadaan
keuangannya, apakah menunjukkan tendensi tetap, naik atau turun.
a. Laporan dengan prosentase per
komponen yaitu metode analisa untuk mengetahui prosentase investasi pada
masing–masing aktiva terhadap total aktivanya.
b. Analisa Sumber dan Penggunaan
Modal Kerja adalah suatu analisa untuk mengetahui sumber–sumber serta
penggunaan modal kerja atau sebab–sebab berubahnya modal kerja dalam periode
tertentu.
c. Analisa Sumber dan Penggunaan Kas
adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab–sebab berubahnya jumlah uang kas
atau untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan uang kas selama periode
tertentu.
d. Analisa rasio adalah suatu metode
analisa untuk mengetahui hubungan dari pos–pos tertentu dalam neraca atau
laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.
e. Analisa Perubahan Laba Kotor
adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab–sebab perubahan laba kotor suatu
perusahaan dari periode ke periode yang lain atau perubahan laba kotor suatu
periode dengan laba yang dibudgetkan untuk periode tersebut.
f. Analisa Break Even adalah suatu
analisa untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu
perusahaan agar perusahaan tersebut tidak menderita kerugian, tetapi juga belum
memperoleh keuntungan. Dengan analisa break even ini juga akan diketahui
berbagai tingkat keuntungan atau kerugian untuk berbagai tingkat penjualan.
12. Penggolongan
Angka Rasio
Berdasarkan sumber datanya maka
angka rasio dapat dibedakan antara :
a. Rasio - rasio neraca ( balance
sheet ratios ) yang tergolong dalam katagori ini adalah semua rasio yang semua
datanya diambil atau bersumber pada neraca, misalnya current ratio, acid test
ratio.
b. Rasio - rasio laporan laba rugi (
income statement ratios ) yaitu angka - angka rasio yang dalam penyusunannya
semua datanya diambil dari laporan laba rugi, misalnya gross profit margin, net
operating ratio, dsb.
c. Rasio - rasio anatar laporan (
interstatement ratios ) adalah semua angka rasio yang penyusunannya data
berasal dari neraca dan data lainnya dari laporan laba rugi, misalnya tingkat
perputaran persediaan, tingkat perputaran piutang.
Source:
elearning.gunadarma.ac.id
dexsuar.blogspot.com/2013/09/analisis-laporan-keuangan.html