Nama :
Nurmalia Safitri
NPM : 46213694
Kelas : 3DA01
Sistem Informasi Manajemen #
BAB
7
PENGEMBANGAN
SISTEM
A.
Pendekatan
Sistem
Dalam sebuah
buku tahun 1910 seorang filosofi di Columbia University, John Dewey
mengidentifikasikan 3 rangkaian pertimbangan yang terlibat dalam pemecahan
sebuah kontroversi secara memadai:
1. Menganali
kontroversi.
2. Mempertimbangkan
klaim-klaim alternatif.
3.
Membentuk satu pertimbangan.
Ilmuwan
manajemen dan spesialis informasi mencari cara-cara yang efisien dan efektif
untuk memecahkan masalah, dan kerangka kerja yang direkomendasikan menjadi apa
yang dikenal sebagai Pendekatan Sistem,
yaitu serangkaian langkah-langkah pemecahan masalah yang memastikan bahwa suatu
masalah telah dipahami, solusi-solusi alternatif telah dipertimbangkan, dan
bahwa solusi yang pilih berhasil.
Urutan
Langkah:
1.
Upaya Persiapan
a.
Langkah 1 – Melihat Perusahaan
sebagai Suatu Sistem
Dapat
terlaksana dengan menggunakan model sistem umum sebagai pola.
b.
Langkah 2 – Mengenal Sistem
Lingkungan
Ada 8
unsur lingkungan dapat memberikan suatu cara yang efektif dalam memosisikan
perusahaan sebagai seuatu sistem dalam lingkungannya.
c.
Langkah 3 – Mengidentifikasi
Subsistem Perusahaan
Bentuk
termudah yang dapat dilihat manajer adalah area-area bisnis. Manajer juga dapat
melihat tingkat-tingkat manajemen sebagai subsistem.
Manajer
dapat menggunakan arus sumber daya sebagai dasar untuk membagi perusahaan
menjadi subsistem-subsistem.
2. Upaya
Definisi
Dipicu
oleh suatu pemicu masalah (problem
trigger) – suatu sinyal yang menandakan bahwa keadaan berjalan baik atau
lebih buruk dari yang telah direncanakan. Gejala
(symptom) adalah suatu kondisi yang ditimbulkan oleh masalah dan biasanya
lebih jelas daripada akar masalah tersebut.
Masalah
adalah suatu kondisi atau kejadian yang merugikan atau berpotensi merugikan
atau menguntungkan atau berpotensi menguntungkan bagi perusahaan. Pernyataan
ini mengakui bahwa manajer akan bereaksi atas keadaan yang berjalan lebih baik
dari yang diharapkan, begitu pula sebaliknya.
a.
Langkah 4 – Melanjutkan dari
Tingkat Sistem ke Tingkat Subsistem
Tujuan
dari analisis dari atas ke bawah ini adalah untuk mengidentifikasi tingkat
sistem di mana terdapat penyebab terjadinya masalah.
b.
Langkah 5 – Menganalisis Bagian-Bagian
Sistem dalam Urut-Urutan Tertentu
Unsur-Unsur
sistem juga harus dianalisis secara berurutan:
1)
Unsur 1 – Mengevaluasi Standar
Biasanya
dinyatakan dalam bentuk rencana, anggaran dan kuota.
2)
Unsur 2 – Membandingkan Output
Sistem dengan Standar
Jika
sistem memenuhi standar, tidak perlu meneruskan dengan pendekatan sistem atas
pemecahan masalah pada tingkat sistem tertentu ini.
3)
Unsur 3 – Mengevaluasi Manajemen
Diberikan
satu penilaian kritis atas manajemen dan struktur organisasi sistem.
4)
Unsur 4 – Mengevaluasi Prosesor
Informasi
Ada
kemungkinan tim manajemen yang baik, namun tim tersebut tidak mendapatkan
informasi yang dibutuhkan.
5)
Unsur 5 – Mengevaluasi Input dan
Sumber Daya Input
Ketika
analisis ditingkat ini tercapai, sistem konseptual tidak lagi menjadi masalah,
dan masalah terdapat pada sistem fisik. Maka analisis akan dilakukan oleh
sumber daya fisik di dalam unsur input dari sistem maupun sumber daya yang
mengalir dari lingkungan melalui unsur tersebut.
3. Upaya
Solusi
a.
Langkah 6 – Mengidentifikasikan
Solusi-Solusi Alternatif
Manajer
mengidentifikasi cara-cara yang berbeda untuk memecahkan masalah yang sama.
b.
Langkah 7 – Mengevaluasi
Solusi-Solusi Alternatif
Semua
alternative harus dievaluasi dengan kriteria
evaluasi yang sama, yang mengukur seberapa baik satu alternatif akan
memecahkan masalah.
c.
Langkah 8 - Memilih Solusi yang Terbaik
Menurut
Henry Mintzberg ada 3 cara yang dilakukan manajer dalam memilih alternatif yang
terbaik:
1)
Analisis,
Evaluasi sistematis yang mempertimbangkan konsekuensinya pada sasaran
organisasi.
2)
Pertimbangan,
Proses mental seorang manajer.
3)
Tawar-Menawar,
negosiasi di antara beberapa manajer.
d.
Langkah 9 – Mengimplementasikan
Solusi
Solusi
perlu diimplementasikan, karena masalah tidak akan terpecahkan hanya dengan
memilih solusi terbaik.
e.
Langkah 10 – Menindaklanjuti
untuk Memastikan Kefektifan Solusi
Ketika
solusi tidak mampu mencapai harapan, maka perlu melaksanakan kembali
langkah-langkah pemecahan masalah.
B.
Siklus
Hidup Pengembangan Sistem
Pendekatan
sistem adalah sebuah Metodologi,
yaitu cara yang direkomendasikan dalam melakukan sesuatu. Siklus hidup pengembangan sistem (systems development life cycle –
SDLC) adalah aplikasi dari pendekatan sistem bagi pengembangan suatu sistem
informasi.
C.
SDLC
Tradisional
Tahapan-tahapan:
·
Perencanaan
·
Analisis
·
Desain
·
Implementasi
·
Penggunaan
Pekerjaan-pekerjaan
diatas mengikuti pola yang teratur dan dilaksanakan dengan cara dari atas ke
bawah, SDLC tradisional sering kali disebut pendekatan air terjun (waterfall approach).
D.
Prototyping
Dalam
penerapannya pada pengembangan sistem, prototipe
adalah satu versi dari sebuah sistem potensial yang memberikan ide bagi para
pengembang dan calon pengguna, bagaimana sistem akan berfungsi dalam bentuk
yang telah selesai dan prosesnya di sebut prototyping.
Jenis-Jenis
Prototipe:
a.
Prototipe Evolusioner
(Evolutionary Prototype)
Terus
menerus disempurnakan sampai memiliki seluruh fungsionalitas yang dibutuhkan
pengguna dari sistem yang baru.
Empat
langkah pembuatan:
1)
Mengidentifikasi kebutuhan
pengguna
2)
Membuat satu prototipe
Memakai
satu alat atau lebih untuk membuatnya, contoh:
·
Generator aplikasi terintegrasi :
Sistem perangkat lunak siap pakai yang mampu membuat seluruh fitur.
·
Toolkit prototyping :
sistem-sistem perangkat lunak terpisah, seperti spreadsheet elektronik atau
sistem manajemen basis data yang mampu membuat sebagian dari fitur sistem.
3)
Menentukan apakah prototipe dapat
diterima
4)
Menggunakan prototipe
Digunakan
menjadi sistem produksi.
b.
Prototipe Persyaratan
(requirement prototype)
Sebagai
satu cara untuk mendefinisikan persyaratan-persyaratan fungsional dari sistem
baru ketika pengguna tidak mampu mengungkapkan dengan jelas apa yang mereka
inginkan.
Langkah
pembuatan, Tiga langkah pertama sama
dengan langkah dalam membuat prototipe evolusioner, langkah selanjutnya:
4)
Membuat kode sistem baru
5)
Menguji sistem baru
6)
Menetapkan apakah sistem yang
baru dapat diterima
7)
Membuat sistem baru menjadi
sistem produksi.
Daya
Tarik Prototyping
Alasan-alasan:
a.
Membaiknya komunikasi antara
pengembang dan pengguna.
b.
Pengembang dapat melakukan
pekerjaan yang lebih baik dalam menentukan kebutuhan pengguna.
c.
Pengguna memainkan peranan yang
lebih aktif dalam pengembangan sistem.
d.
Pengembang dan pengguna
menghabiskan waktu dan usaha yang lebih sedikit dalam mengembangkan sistem.
e.
Implementasi menjadi jauh lebih
mudah karena pengguna tahu apa yang diharapkannya.
Potensi
Kesulitan dari Prototyping
Antara lain:
a.
Terburu-buru dalam menyerahkan
prototipe dapat menyebabkan diambilnya jalan pintas “cepat dan kotor” dalam
definisi masalah, evaluasi alternatif dan dokumentasi.
b.
Pengguna dapat terlalu bergembira
dengan prototipe yang diberikan.
c.
Prototipe evolusioner bias jadi
tidak terlalu efisien.
d.
Antarmuka komputer-manusia yang
diberikan oleh beberapa alat prototyping tertentu kemungkinan tidak
mencerminkan teknik-teknik desain yang baik.
E.
Pengembangan
Aplikasi Cepat
Istilah RAD
(Rapid Application Development) atau Pengembangan Aplikasi Cepat diperkenalkan
oleh konsultan komputer dan penulis James Martin. RAD adalah kumpulan strategi,
metodologi, dan alat terintegrasi yang ada dalam suatu kerangka kerja yang
disebut rekayasa informasi. Rekayasa
Informasi (information engineering – IE) adalah nama yang diberikan Martin
kepada keseluruhan pendekatan pengembangan sistemnya.
Unsur-Unsur
Penting RAD: Manajemen,
Manusia, Metodologi dan Alat.
F.
Pengembangan
Berfase
Adalah suatu
pendekatan bagi pengembangan sistem informasi yang terdiri atas enam tahap,
yaitu:
1. Investigasi
Awal, bertujuan untuk mempelajari organisasi dengan masalah sistemnya.
2. Analisis.
3. Desain.
4. Konstruksi
Awal, membuat dan menguji perangkat lunak dan data untuk setiap modal sistem
dan mendapatkan umpan balik dari pengguna.
5. Konstruksi
Akhir, perangkat lunak dintegrasikan untuk membuat sistem yang lengkap, yang
diuji bersama dengan datanya.
6. Pengujian
dan Pemasangan Sistem.
Fase-Fase Modul
Metodologi
RAD paling sesuai untuk sistem besar, maka pengembangan berfase dapat digunakan
untuk pengembangan segala jenis ukuran sistem. Kuncinya adalah cara bagaimana
sistem dibagi menjadi modul-modul yang masing-masing akan dianalisis, dirancang
dan akan dibuat secara terpisah.
G.
Desain
Ulang Proses Bisnis (Business Process Redesign – BPR)
Adalah proses
pengerjaan ulang sistem atau disebut juga rekayasa
ulang (reengineering).
Inisiasi
Strategis Proyek-Proyek BPR
BPR memiliki
potensi pengaruh dramatis pada perusahaan dan operasinya hingga proyek-proyek
seperti ini biasanya dicetuskan di tingkat manajemen strategis.
Rekayasa
Terbalik
Adalah proses menganalisis
sistem yang sudah ada untuk mengidentifikasi unsur-unsur dan saling
keterhubungan di antara unsur-unsur tersebut sekaligus untuk membuat
dokumentasi pada tingkat abstraksi yang lebih tinggi dari pada yang telah ada
saat ini. Rekayasa terbalik ini tidak mengubah fungsionalitas dari sebuah
sistem-pekerjaan yang dilakukannya, dan tujuan sebenarnya adalah untuk dapat
lebih memahami sebuah sistem agar dapat melakukan perubahan dengan cara lain,
seperti rekayasa ulang.
Rekayasa
Ulang
Adalah
merancang ulang sebuah sistem seluruhnya dengan tujuan mengubah
fungsionalitasnya.
Pemilihan
Komponen-Komponen BPR
Mutu
fungsionalitas adalah ukuran dari apa yang dikerjakan oleh sistem, sedangkan
Mutu teknis adalah ukuran dari seberapa baik sistem terseut melaksanakannya.
H.
Menempatkan
SDLC Tradisional, Prototyping, RAD, Pengembangan Berfase dan BPR dalam
Perspektif
Semuanya
adalah metodologi, cara-cara yang direkomendasikan dalam mengembangkan sistem
informasi.
I.
Alat-Alat
Pengembangan Sistem
Pendekatan
sistem dan berbagai siklus hidup pengembangan sistem adalah metodologi –
cara-cara yang direkomendasikan dalam memecahkan masalah-masalah sistem.
Metodologi memandu para pengembang sistem ketika mereka membuat sistem.
Pendekatan
yang Dipicu oleh Data dan Dipicu oleh Proses
Tahun-tahun
awal pengembangan, hamper seluruh perhatian diberikan ke proses-proses yang
akan dikerjakan oleh komputer, tetapi munculnya basis data tahun1970-an menarik
perhatian akan pentingnya desain data.
J.
Pemodelan
Proses
Pertama kali
dilakukan dengan diagram alur (flowchart), namun popularitasnya berumur pendek.
Tahun 1980-an, saat diagram arus data dengan 4 simbolnya muncul dan menjadikan
minat akan penerapannya muncul seketika pula.
Diagram
Arus Data
Diagram Arus
Data (data flow diagram – DFD) adalah penyajian grafis dari sebuah sistem yang
mempergunakan 4 simbol untuk mengilustrasikan bagaimana data mengalir melalui
proses-proses yang saling terhubung.
Simbol
tersebut mencerminkan:
1. Unsur-Unsur
Lingkungan
Berada diluar
batas sistem. Istilah terminator
untuk menyatakan unsur-unsur lingkungan, dapat berupa Orang (seorang manajer),
Organisasi (departemen lain), Sistem lain yang memili antarmuka dengan sistem.
2. Proses
Adalah suatu
yang mengubah input menjadi output.
3. Arus
Data
Terdiri atas
sekumpulan unsur-unsur data yang berhubungan secara logis yang bergerak dari
satu titik atau proses ke titik atau proses yang lain.
4. Penyimpanan
Data
Kasus Penggunaan
Adalah
uraian naratif dalam bentuk kerangka dari dialog yang terjadi antara sistem
primer (program komputer) dengan sistem sekunder (orang yang berinteraksi
dengan komputer).
Kapan Menggunakan Diagram Arus
Data dan Kasus Penggunaan
Sering
kali dibuat selama tahap-tahap investigasi awal dan analisis dari metodologi
pengembangan berfase.
K.
Manajemen
Proyek
Ketika tujuan
dari dibentuknya sebuah komite adalah untuk memberikan panduan, arah dan
kendali secara terus-menerus, maka disebut sebagai steering committee (komite
pengarah).
Steering
Committee SIM
Adalah jika
membentuk steering committee dengan tujuan mengarahkan penggunaan sumber daya
komputasi perusahaan. Menjalankan 3 fungsi utama:
1. Menciptakan
kebijakan
2. Melakukan
pengendalian fiscal
3. Menyelesaikan
perselisihan
Kepemimpinan Proyek
Tanggungjawab
akan detail pekerjaan jatuh ke tangan tim proyek. Tim Proyek meliputi semua orang yang ikut berpartisipasi dalam
pengembangan sistem informasi.
Dukungan Web bagi Manajemen
Proyek
Selain
sistem manajemen proyek berbasis peranti lunak seperti Microsoft Project,
dukungan juga dapat diperoleh dari Internet. Sebagai contoh, Logic Software,
sebuah perusahaan di Toronto, menawarkan sebuah sistem manajemen proyek yang
disebut EasyProject.net. Perusahaan menawarkan kursus manajemen proyek secara
online sebagai bantuan bagi perusahaan untuk meningkatkan pengetahuan manajemen
proyek para karyawannya.
L.
Mengestimasi
Biaya Proyek
Banyak metode
yang dapat digunakan untuk mengistimasi biaya dan jadwal proyek. Metode ini
kurang lebih mengandalkan pada tiga komponen:
1. Informasi
mengenai sistem tertentu yang sedang dibuat dan orang yang akan melakukan
pengembang.
2. Pengembangan
historis.
3. Pengetahuan
mengenai proses pengembangan peranti lunak dan alat-alat dan teknik, serta
output.
Input Pengestimasian Biaya
Kebutuhan
sumber daya mencantumkan sumber daya tertentu yang akan dibutuhkan dan berapa jumlahnya.
Tarif sumber daya adalah biaya per unit untuk setiap jenis sumber daya.
Estimasi durasi aktivitas menyebukan periode pekerjaan yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan aktivitas. Informasi historis terdiri atas file-file dari data
proyek masa lalu, basis data pengestimasian biaya komersial dan pengetahuan tim
proyek.
Alat-Alat dan Teknik Estimasi
Biaya
Estimasi
analogis menggunakan biaya actual proyek-proyek serupa yang telah dilakukan di
masa lalu sebagai dasar untuk memproyeksikan biaya dari proyek yang sedang
dipertimbangkan.
Alat-alat
terkomputerisasi dapat digunakan secara terpisah atau untuk menyederhanakan
alat-alat yang baru saja diuraikan (www.construx.com).
Model-model
matematis dapat digunakan untuk menguantifikasi karakteristik proyek dan
membuat simulasi daari berbagai macam scenario.
Output Pengestimasian Biaya
Estimasi
biaya dibuat untuk seluruh sumber daya yang dibebankan ke proyek dan biasanya
dinyatakan dalam unit-unit keuangan yang berlaku, seperti Dolar atau Euro.
Kredit to:
McLeod, Raymond Jr. 2012 Sistem Informasi Manajemen, Jakarta: Salemba Empat